Pengertian teknologi pendidikan tidak
terlepas dari pengertian teknologi secara umum. Pengertian teknologi yang utama
adalah proses yang meningkatkan nilai tambah. Proses tersebut menggunakan dan
atau menghasilkan suatu produk tertentu. Produk yang digunakan dan atau
dihasilkan tidak terpisah dari produk lain yang telah ada, dan karena itu
menjadi bagian integral dari suatu sistem. Jadi dalam pengertian umum tentang
teknologi, alat, atau sarana baru yang khusus diperlukan tidak menjadi syarat
yang mutlak harus ada, karena alat atau sarana itu telah ada sebelumnya.
Dalam bidang pendidikan atau
pembelajara, teknologi juga harus memenuhi ketiga syarat tersebut: proses,
produk, dan sistem. Kecuali membuktikan dirinya sebagai suatu bidang kajian
atau disiplin keilmuan yang berdiri sendiri. Perkembangan sebagai disiplin
keilmuan tersebut dilandasi oleh serangkaian dalil atau dasar yang dijadikan
patokan pembenaran. Secara falsafi, dasar keilmuan itu meliputi ontologi, atau
rumusan tentang gejala pengamatan yang dibatasi pada suatu pokok telaah khusus
yang tidak tergarap oleh bidang telaah lain; epistemologi, yaitu usaha yang
ditentukan; dan aksiologi atau nilai-nilai yang menentukan kegunaan dari pokok
telaah yang ditentukan, yang mempersoalkan nilai moral (etika) dan nilai serta
keindahan atau estetika.
Objek formal teknologi pendidikan
adalah belajar pada manusia baik pribadi maupun yang tergabung dalam
organisasi. Belajar itu tidak hanya berlangsung dalam lingkup persekolahan
ataupun pelatihan. Belajar itu ada di mana saja dan oleh siapa saja, dengan
cara dan sumber apa saja yang sesuai dengan kondisi dan keperluan.
Ada pun gejala yang perlu mendapat
perhatian, atau yang merupakan landasan ontologi dari objek tersebut adalah:
- Adanya
sejumlah besar orang yang belum terpenuhi kesempatan belajarnya, baik yang
diperoleh melalui suatu lembaga khusus, maupun yang dapat diperoleh secara
mandiri.
- Adanya
berbagai sumber baik yang telah tersebia maupun yang dapat direkayasa,
tetapi belum dapat dimanfaatkan untuk keperluan belajar.
- Perlu
adanya suatu proses atau usaha khusus yang terarah dan terencana untuk
menggarap sumber-sumber tersebut agar dapat terpenuhi hasrat beljaar
setiap orang dan organisasi.
- Perlu
adanya keahlian dan pengelolaan atas kegiatan khusus dalam mengembangkan
dan memanfaatkan sumber untuk belajar tersebut secara efektif, efisien,
dan selaras.
Usaha khusus yang terarah dan terencana
bukan sekedar menambah apa yang kurang, menambal apa yang berlubang, dan
menjahit apa yang sobek. Menurut Banathy, bukan hanya "doing more of
the same", ataupun "doing it better of the same".
melainkan "doing it difeerently" untuk menjamin hasil yang
diharapkan. Pendekatan yang berbeda itu adalah pendekatan yang memenuhi empat
persyaratan, yaitu:
- Pendekatan isometrik, yaitu yang menggabungkan hal-hal yang sesuai dari berbagai kajian/bidang keilmuan (psikologi, komunikasi, ekonomi, manajemen, rekayasa teknik, dan lain sebagainya) ke dalam suatu kebulatan tersendiri;
- Pendekatan sistematik, yaitu dengan cara yang berurutan dan terarah dalam usaha memecahkan persoalan;
- Pendekatan sinergestik, yaitu yang menjamin adanya nilai tambah dari keseluruhan kegiatan dibandingkan dengan bila kegiatan itu dijalankan sendiri-sendiri; dan
- Sistemik, yaitu pengkajian secara menyeluruh (komprehensif).
Usaha khusus dengan pendekatan inilah
yang merupakan asas epistemologi teknologi pendidikan.
Semua bentuk teknologi adalah sistem
yang diciptakan oleh manusia untuk sesuatu tujua tertentu, yang pada intinya
adalah mempermudah manusia dalam memperingan usahanya, meningkatkan hasilnya,
dan menghemat tenaga serta sumber daya yangada. Teknologi itu pada hakikatnya
adalah bebas nilai, namun penggunaannyaakan sarat dengan aturan nilai dan
estetika.
Dalam perkembangan terakhir, istilah
teknologi pendidikan dipersempit menjadi teknologi pembelajaran, dengan
pertimbangan bahwa istilah terakhir itu kecuali lebih dapat diterima oleh
kalangan yang luas, juga dapat lebih berfokus pada objek formal yang menjadi
garapannya.
Secara konseptual teknologi pendidikan didefinisikan: teori dan
praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian, dan
penelitian proses, sumber, dan sistem untuk belajar. Definisi tersebut
megandung pengertian adanya empat komponen dalam teknologi pembelajaran, yaitu:
- Teori
dan prktik
- Desain,
pengemabngan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian, dan penelitian
- Proses,
sumber, dan sistem
- Untuk
belajar
Untuk lebih jelas definisi tersebut
digambarkan pada gambar berikut:
No comments:
Post a Comment